Budidaya cabai keriting memiliki potensi ekonomi yang cukup menguntungkan. Meski harga komoditas ini kerap berfluktuasi, namun dengan pengaturan pola dan waktu tanam yang tepat, petani cabai bisa memperoleh hasil yang optimal.
Namun demikian tanaman cabai juga menghadapi ancaman serangan hama dan penyakit tanaman. Apalagi pada saat cuaca ekstrim sperti ini. Seperti di ungkapkan oleh Mursidi petani Tanam hortikultura asal Desa Sukadana Ilir Kecamatan Sukadana Lampung Timur.
Ia mengingatkan petani cabai untuk mewaspadai serangan penyakit antraknosa .
Penyakit antraknosa cabai atau di kalangan petani kerap disebut pathek, krapak, busuk kering dan api-api, merupakan penyakit yang menyerang buah cabai yang disebabkan oleh cendawan Colletothricum capsici sydow dan Colletothricum gloesosporioides.
Mursidi membagikan pengalamannya seputar penyakit antraknosa. "Pengendalian penyakit Antrak (patek) pada tanaman cabe merah keriting yg pada fase generatif antara lain: 1. Dengan pemberian pupuk berimbang 2. Pola pengaturan air (pengairan) 3. Sanitasi lingkungan 4. Penggunaan fungisida secara bijaksana".
Terhadap tanaman cabai yang sudah terserang, Mursidi berbagi kiat agar petani memanen cabai pada saat masih hijau. Tujuannya adalah menghindari kerugian yang lebih besar.
Demikian serial edukasi pertanian tanaman hortikultura kali ini. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa dengan mata sumber lainnya. Salam Wirausaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar