Pada tahun
1960, Kusno memasuki Desa Sido Binangun daerah transmigarasi program dari
pemerintah. Kusno berasal dari pulau Jawa bersama dengan masyarakat yang lain
yang mengikuti program transmigarasi. Dengan bertempat tinggal di sebuah mes
(kontrakan) di wilayah sekitar terlebih dahulu.
Kemudian pada tahun 1962 penduduk sekitar membuat perkampungan di sertai dengan jalan kampung yang berukuran lebar 4 meter. Pada saat itu sudah ada jalan yang menghubungkan Kota Metro dan Gaya Baru. Masyarakat membuat jalan baru yang menghubungkan jalan kampung dan Menggala. Pada saat pembuatan jalan tersebut sangat susah untuk mencari bambu yang akan di jadikan sebagai gapura pembatas kampung. Untuk menyiasati hal tersebut, masyarakat sekitar tidak kehabisan akal, mereka menancapkan 2 batang randu sebagai gapura.
Karena kecintaan
masyarakat akan HUT RI, maka gapura batang randu ini kemudian menjadi pusat
perhatian masyarakat dijadikan. Setiap menjelang tanggal 17 Agustus warga desa bergotong royong membersihkan jalan, dan
membuat pagar mini dan menghiasi batang pohon randu agar terlihat indah pada
hari kemenangan.
Pada tahun
1980 Kusno menjabat sebagai kepala desa, dan kemajuan masyarakat sangat
berkembang pada masa kepemimpinannya. Sehingga pada tahun 1981 Desa Sido
Binangun di nobatkan sebagai desa teladan se Provinsi Lampung.
Pada tahun
1987 pemerintah merencanakan pembuatan Jalan Lintas Pantai Timur Sumatera.
Sebagai Kepala Desa saat itu, Kusno mendapat amanat dari Pemerintah Daerah setempat untuk
berpartisipasi dalam perencanaan. Kusno kemudian memberikan usulan kepada Dinas
PU untuk pembuatan jalan Lintas Timur dengan jalur dari Way Jepara, Seputih
Banyak, dan berakhir di Way Tenong
Menggala.
Pada tahun
1988 rencana pengerjaan jalan negara tersebut baru terealisasi. Perempatan yang dahulu di tanami pohon randu
oleh masyarakat desa Sido Binangun tergusur oleh adanya pembangunan Jalan
Lintas Timur. Menurut Kusno, pada saat penggusuran pohon randu dipersimpangan jalan
tersebut sudah berdiameter 50 cm. Dan sejak itulah pohon randu yang dulu
ditanam masryarakat hanya menyisakan nama saja.
Karena pohon
randu tersebut berada di persimpangan jalan, masyarakat sangat familiar
menyebutnya sebagai Simpang Randu. Makin hari makin banyak orang yang mengenal
dan menyebut nama Simpang Randu ini. Ternyata nama ini makin dikenal masyarakat
luas, seiring pembangunan jalan Lintas Timur hingga resmi di buka dan dapat di gunakan sebagai prasarana
transportasi pada tahun 2005.
Semenjak
Jalan Lintas Pantai Timur Sumatera mulai digunakan masyarakat, Simpang Randu
bergeliat menjadi sebuah kawasan usaha. Tidak hanya masyarakat setempat yang
kemudian memanfaatkan prospek Simpang Randu dengan membuka beragam usaha di
seputar persimpangan jalan, masyarakat dari luar desa pun berdatangan. Masyarakat dari luar desa Sido Binangun ini
datang dengan beragam tujuan. Ada yang kemudian tinggal disekitar persimpangan,
ada juga yang kemudian membuka usaha.
Hingga saat
ini sudah ratusan tempat usaha berdiri diseputar simpang randu, mulai dari
warung makan, penyedia kebutuhan sehari-hari, dealer motor, hingga minimarket.
Makin hari Simpang Randu makin menampakan sosoknya sebagai sebuah wilayah yang
berkembang dan modern. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya usaha penyedia
barang dan jasa dari waktu-ke waktu.
Apa
Kata Mereka tentang Simpang Randu?
Baidowi salah
satu warga pendatang dari Dusun Gading tepatnya Desa Silopuro, Kec. Naulingi,
Kab. Blitar Jawa Timur yang masuk ke Desa Setia Bhakti, tetangga Desa Sido
Binangun, mengungkapkan kekagumannya karena desa yang dahulu di masuki bersama
keluarganya kini berkembang pesat dan menjadi pusat perhatian masyarakat luas.
Baidowi sejak
1989 membuka rumah makan di Simpang Randu dan masih dijalankan sampai saat ini.
Baidowi mengaku sangat mudah mendapatkan rezeki dari usahanya itu, ketika di
Simpang Randu belum banyak berdiri warung makan. Saat ini menurutnya disetiap
sudut jalan di seputar Simpang Randu telah berdiri puluhan warung makan seperti
yang ia kelola. Meskipun saat ini saingan Baidowi makin hari makin bertambah, Dowi
tetap sabar, dan semangat untuk terus mengelola usahanya. Ia percaya bahwa
rezeki telah diatur sebaik mungkin oleh Tuhan.
Selain Dowi,
ada juga beberapa orang yang berasal
dari luar wilayah Simpang Randu yang mencari nafkah di persimpangan ini. Sebut
saja Partiah warga yang berasal dari
Kota Gajah ini sudah beberapa tahun menjalani profesi sebagai pedagang asongan.
Ia mengaku berjualan di Simpang Randu lebih menguntungkan di bandingkan berjualan
di lampu merah yang Kota Gajah.
Ia dan
kawan-kawan seprofesi berangkat dari Kota Gajah ke Simpang Randu menggunakan
angkutan umum dan harus merogoh kocek sebesar Rp. 10.000,- /harinya. Setiap
hari ia berangkat pukul 06.00 wib, kemudian berjualan hingga pukul 16.30 WIB. Partiah mengaku bisa mendapatkan penghasilkan
sebesar Rp. 25.000,- 35.000,-/hari.
Bagi
Partiah, Simpang Randu sudah seperti sawah ladang, tempat memperoleh
penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Agen
penumpangpun turut mewarnai hiruk-pikuk dan sibuknya aktifitas masyarakat di
wilayah tempat sekitar.
Berbeda
dengan Partiyah, M. Sayudi yang berprofesi sebagai agen penumpang kendaraan. Ia
mengaku setiap hari ia bisa mengantongi penghasilan minimal Rp 30.000,- dari
jasa menghatarkan penumpang. Profesi ini
sudah Sayudi jalani sejak 9 tahun lalu. Ia bersyukur karena hasil dari
profesinya ini, bisa untuk menghidupi
anak, istri, menantu dan cucunya.
Baidowi,
Patriyah dan M. Suyudi adalah sebagian contoh dari puluhan bahkan ratusan orang
lain yang menjadikan Simpang Randu sebagai tempat menyandarkan harapan melalui
usaha yang mereka kelola disana.
Simpang
Randu bukan lagi persimpangan dengan gapura pohon randu yang sering di hias
masyarakat Sido Binangun menjelang HUT RI seperti puluhan tahun silam. Kini Simpang Randu telah mampu “bersolek”
dalam kemajuan dan telah menjadi “arena
perlombaan” usaha yang menuntut setiap orang untuk tetap memiliki semangat
usaha. (Fjr/Nr)
Nice
BalasHapusNice
BalasHapusDengan adanya usah karaoke dan losmen sangat mendongkrak nama simpang randu,, Karena simpang randu menjadi kalijodo2
BalasHapusnice info terimakasih yah kak
BalasHapusElever Media Indonesia