LENSA- Lampung Timur - Menjalani aktifitas sebagai Camat bukanlah hal
mudah. Aktifitasnya sehari-hari yang sangat padat membuat Tugino (52th), Camat Way
Bungur selalu sibuk. Tidak hanya urusan-urusan rutin dikantornya, Tugino juga melakukan
kunjungan kedesa-desa diwilayah Kecamatn Way Bungur.
Lelaki kelahiran Tabah Dadi Purbolinggo
Lampung Timur ini selain purduli terhadap masyarakat di Kecamatan Way Bungur yang
dipimpin ia juga sangat memperhatikan keadaan perekonomian masyarakatnya. Way Bungur merupakan Kecamatan
yang 95 % penduduknya adalah petani.
Gemar Berkebun
Tak hanya itu ia juga sangat gemar
berkebun. Selain berfikir kritis terhadap desa dan seluruh perangkatnya, Tugino
juga
sosok yang
kritis terhadap lahan yang berada disekitar kantor Kecamatan. Selama ini lahan hanya dibiarkan ditumbuhi
rumput-rumput liar. Upayanya untuk menjadikan lahan tidur yang ada dibelakang kantor Kecamatan Way Bungur agar lebih mengahasilkan
nilai ekonomis ialah dengan menanami singkong Mukibat. “Jika saya biarkan lahan tidur ini hanya akan ditumbuhi rerumputan, agar
lebih bermanfaat saya tanami singkong sambung.
Alhamdulilah hasilnya luar biasa”, ungkapnya dengan senyum.
Budidaya singkong Mukibat atau yang lebih
dikenal singkong sambung ini memiliki potensi hasil yang menjanjikan. Tugino telah
membuktikan
dengan lahan seluas
600 m2 (dengan populasi 300 batang singkong) mampu menghasilkan 4 ton umbi singkong dengan umur tanam 1 tahun.
“ Jika dibandingkan dengan
singkong biasa dengan lahan yang sama hanya mampu menghasilkan buah berkisar 7
kwintal. Dengan harga jual sama dengan singkong biasa. Perbandingan yang sangat signifikan, singkong biasa mempu
menghasilkan 4 ton rata-rata dengan luas lahan ¼ Hektar”, tutur Camat yang penuh kesederhaan ini.
Menurut suami Supriyati (52th),
budidaya singkong mukibat ia lakukan dalam beberapa proses. Dimulai dari penyambungan bibit singkong biasa dengan
singkong karet. Bibit singkong sambung ini tidak dapat langsung ditanam
melainkan harus menunggu hingga batang benar-benar siap untuk ditanam. Berkisar
15 hari batang singkong mulai memiliki tunas dan siap ditanam. “ untuk menjaga agar bibit tidak rusak, dari proses penyambungan
hingga tanam itu harus ada jeda. Menunggu hingga sambungan kokoh supaya jika ditanam
tidak mudah patah terkena angin”, imbuhnya.
Proses penanamannya juga berbeda dengan
tanaman singkong pada umumnya. Lahan
dibentuk seperti gundukan atau bedengan dengan jarak antar bedeng 2 meter. Jarak tanam antar singkong 1,5 meter. Pada saat awal penanaman, bibit singkong ini harus diberi
kayu penyangga dengan tujuan untuk nenopang sambungan agar lebih kokoh.
Kelebihan Singkong Mukibat
Kelebihan singkong ini juga terdapat
pada kandungan aci yang lebih tinggi. Bibit singkong sambung dapat ditanam 3 hingga 4
kali tanam. Budidaya singkong
ini juga tidak memerlukan banyak pupuk. “
saya biasa menggunakan 2 ember pupuk
organik dan kotoran ayam jika penanaman pertama. 3 ember untuk penanaman
kedua dan seterusnya hingga batang tidak lagi dapat digunakan, karena semakin
besar batang singkong, semakin banyak pula pupuk yang dibutuhkan” ungkapnya.
Tugino juga membuka diri bagi siapa saja yang
ingin belajar membudidayakan singkong mukibat ini. Baginya ilmu yang ia punya akan lebih
bermanfaat
jika dapat ditularkan kepada orang-orang disekitarnya yang membutuhkan. Apalagi jika
peluang ini meningkatkan produktifitas lahan dan pengahasilan masyarakat.
Tugino juga berpesan kepada masyarakat agar
jeli melihat dan membaca situasi sekitar. Menurutnya pemanfaatan lahan yang
efektif akan banyak membeikan manfaat, karena walaupun hanya sejengkal tanah
tetapi dapat memanfaatkan dengan baik maka akan meberikan nilai ekonomis yang
lebih tinggi.
Tak hanya itu, diluar jam tugasnya
Tugino juga menggarap sawahnya sendiri. Ketika ditanya kenapa ia sangat hoby
bertani, “ saya dilahirkan
dari keluarga petani, dibesarkan oleh orang tua seorang petani, yang sejajar
dengan masyarakat. Jadi tidak ada salahnya jika saya tetap menjadi petani diluar jam
tugas saya. Karena
sektor pertanian adalah saka guru perekonomian Negara”, ungkapnya.
Ayah dua anak ini juga tidak pernah
sungkan atau ragu untuk ikut serta gotong royong bersama warga sekitar.
Terbukti pada hari sabtu tanggal 1 Februari 2014 ia juga terjun langsung
bersama warga untuk membersihkan jalan. “saya
tidak mau menggunakan kekuasaan saya untuk memerintah warga dengan sistim telunjuk, saya lebih suka
mengerjakannya bersama-sama, itung-itung sambil olahraga”, pungkasnya. (Anna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar