Lampung Timur - Kegiatan yang bersifat sosial makin hari merupakan kegitan
yang sudah teritung langka ditengah- tengah masyarakat, karena kebanyakan orang
terlalu sibuk dengan aktifitas masing- masing sehingga kegiatan yang bersifat
sosial seringkali ditinggalkan.
Namun tidak demikian dengan Uye Sulaiman (78 th) dan Widodo (50 th) yang masing-masing berasal Desa
Tegal Tegal Yoso dan Tanjung Kesuma Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur.
Kedua lelaki ini masih memiliki rasa kepedulian sosial yang cukup tinggi. Sehingga mereka masih mau menjalani aktifitas
sebagai Pekerja Sosial Masyarakat.
Ketika ditanya alasannya masih mau menjalani aktifitas
sebagai PSM, Uye Sulaiman menyampaikan bahwa umurnya harus digunakan untuk kegiatan
yang bermanfaat bagi masyarakat. Ia juga
merasa bahwa pengalaman dan pengetahuan ia selama ini harus diamalkan untuk
kegiatan kemasyarakatan. Widodo menambahkan bahwa dengan upayanya sebagai PSM
kemudian terbentuk kelompok- kelompok bersama
dalam rangka untuk menciptakan peluang usaha produktif sehingga dapat menjadikan
sarana pengentasan kemiskinan.
Uye menginjakan
kaki pertama kalinya di Lampung pada tahun 1952 dari daerah asalnya Sumedang Jawa Barat.
Banyak suka duka yang ia alami sebagai PSM. Salah satu yang kerap ia rasakan
adalah munculnya tanggapan-tanggapan negatif dari tingkat masyarakat, karena
sebagai PSM ia ditugasi untuk melakukan pendataan warga dengan berbagai
kategori dan kemudian mencarikan
program-program pemerintah yang bertujuan untuk membantu warga miskin tersebut.
Selama ini Uye Sulaiman dan Widodo bekerja secara
sukarela (tidak digaji pemerintah). Hal ini semata-mata ia
lakukan untuk menjembatani warga desa
yang tergolong Keluarga Prasejahtera, Keluarga Miskin, atau sebutan-sebutan
yang mendapat dukungan dari pemerintah. “Tidak semua masyarakat dapat
menerima apa yang saya
lakukan saat ini. Seringkali justru saya mendapat pertanyaan-
pertanyaan dari tingkat masyarakat.
Bahkan seperti ada kecemburuan ditingkat
masyarakat ketika sebagian warga
mendapat bantuan pemerintah sementara lainnya belum mendapat giliran” ujar Uye.
Padahal menurut Uye,
bantuan ini memang hanya dikususkan untuk
warga dengan kriteria tertentu sehingga tidak mungkin bisa di bagikan
secara merata kepada seluruh masyarakat
disuatu wilayah. Sekalipun usianya tidak muda lagi, Uye ingin tetap menjalani aktifitasnya sebagai PSM semampunya. “Selagi
tenaga dan fikirannya mampu, maka saya akan terus ia sumbangkan tenaga dan pikirannya karena ini
sudah seperti panggilan jiwanya”.
Sebagai PSM di Tanjung Kesuma Widodo juga memiliki pandangan yang
hampir sama. “PSM
ini bukanlah sebuah jabatan dengan
masa atau periode tertentu. Bagi saya merupakan tanggung jawab
sosialnya yang akan ia emban seumur
hidup. Karena baginya tidak ada yang bisa menghentikan aktifitas sebagai PSM
atau sebagai Pekerja Sosial ditingkat Masyarakat”, ujarnya.
Selama ini PSM
bekerja melakukan pendataan terhadap persoalan- persoalan sosial yang
terjadi di tingkat masyarakat.
Baik karena persoalan kemiskinan atau persoalan- persoalan yang
ditimbulkan oleh bencana alam, gangguan alam dll. PSM juga melakukan pendataan-
pendataan ditingkat masyarakat dalam hal pada masalah- masalah yang menjadi
faktor penghambat kemajuan bagi masyarakat. Sebagai contoh, ia melakukan pendataan anak-anak putus sekolah yang selama ini juga
menjadi prioritas untuk diperhatikan oleh Pemerintah.
PSM juga berupaya menjembatani cara menuntaskan persoalan
tersebut dalam bentuk kegiatan produktif . Pada beberapa tahun lalu Widodo
mengikuti beberapa pelatihan ekonomi produktif untuu disebarluaskan pada
masyarakat, sehingga masyarakat bisa memiliki kegiatan ekonomi yang secara
otomasis dapat meningkatkan penghasilan.
Sebagai contoh adalah dengan mengikuti pelatihan pembuatan VCO, kemudian pelatihan budidaya ternak kambing, dan beberapa
pelatihan lain yang dapat dikembangkan didesanya.
Dan sebagai bentuk harapannya sebagai PSM mereka berkeinginan agar masyarakat luas
dapat memahami peran sebagai Pekerja Sosial masyarakat. Demikian juga dengan
pihak pemerintah diharapkan juga lebih diperhatikan nasib para PSM yang selama
ini betul- betul bekerja secara sukarela.
Sumber Tabloid LENSA Wirausaha Edisi 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar