Budidaya tanaman bengkuang sudah dikenal dan dilakukan oleh
masyarakat dusun III (Blok Alas Dowo) Desa Taman Negeri Kecamatan Way
Bungur Lampung Timur sejak sepuluh tahun silam. Menurut Solihudin (38 tahun) warga Taman Negeri Way
Bungur Lampung Timur, di desanya tanaman bengkuang banyak dibudidayakan warga
pada saat musim gadu (setelah masa tanam padi musim penghujan).
Budidaya tanaman bengkuang
diakui oleh beberapa petani tidak memerlukan modal besar dan beberapa
tahapan.
Penyiapan Benih Bengkuang
Menurut Lanjar (35 th), lelaki asal Desa Taman Negeri yang
kini menetap di Desa Tanjung Kesuma mengungkapkan bahwa benih bengkuang yang
lazim ditanam dihasilkan sendiri oleh
masyarakat.
Caranya adalah dengan memilih umbi bengkuang yang berkualitas
baik, kemudian mendiamkan pada tempat yang sejuk hingga muncul tunas. Setelah
muncul tunas, kemudian ditanam dipekarangan rumah/di lahan hingga tumbuh.
Tanaman ini biasanya diberi ajir atau dirambatkan pada pepohonan atau pagar
disekitar tempat tinggal. Tanaman ini kemudian akan menghasilkan bunga dan
membentuk polong. Polong inilah yang dijadikan sebagai benih bengkuang.
Cara mendapatkan bibit ini diyakini Lanjar dan sebagian besar
masyarakat Taman Negeri sebagai cara terbaik mendapatkan benih bengkuang
berkualitas.
Penyiapan Lahan & Penanaman Bengkuang
Lahan untuk
budidaya bengkunag diolah dengan cara dibajak atau dicangkul agar gembur.
Kemudian dibuat bedengan agar tanaman bengkuang terhindar dari air yang
berlebihan. Tinggi bedengan antara 20-25
cm, dengan lebar umumnya dibuat 1 meter dengan jarak antar bedengan 40 hingga 50
cm.
Pemupukan
dasar biasanya menggunakan pupuk kandang atau kompos dengan dosis 20 ton per
hektar. Penanaman benih bengkuang dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5-7 cm.
Dalam satu bedeng buat dua baris lubang dengan jarak dalam baris 25 cm dan
jarak antar baris 30 cm. Benih bengkoang ditanam sebanyak 1 biji per lubang
lalu timbun dengan tanah. Jika diperlukan lakukan penyiraman dengan air secukupnya.
Kebutuhan benih bengkuang kira-kira 25-30 kg per hektar.
Pemeliharaan Pemangkasan
Menurut Rustini (35
Th) pada saat bengkuang sudah tumbuh, memerlukan penanganan khusus yaitu
pemangkasan. Pemangkasan/pemotongan
calon tandan bunga bertujuan untuk mengurangi persaingan dan mempercepat
pembentukan umbi. Apabila bunga-bunga tersebut tidak dipangkas, maka
perkembangan umbi bengkuang akan terhambat dan menghasilkan umbi yang berukuran
kecil-kecil,kasar dan berserat.
Pengendalian
hama dan penyakit
Menurut
penuturan Lanjar, hama yang kerap menyerang tanaman bengkuang adalah tikus.
Hama ini meyerang dengan memakan umbi bengkuang didalam tanah. Serangan hama
ini sangat merugikan petani karena umbi yang telah diserang tikus tidak bisa
dipanen karena mengalami kerusakan.
Sedangkan serangan jenis hama lain sejauh ini
belum banyak dialami oleh petani. Namun
demikian petani tetap harus mewaspadai timbulnya bercak taun, tungau daun merah
dan serangan hama kumbang. Untuk menangani hama dan penyakit jenis tersebut,
petani bisa melakukan rotasi tanaman dengan jenis tanaman lain dan pengolahan
tanah yang sempurna.
Pemanenan
budidaya bengkoang
Menurut
Solihudin, tanaman bengkoang bisa dipanen mulai umur 3 bulan. Pemanenan lazimnya
dimulai dengan membabat batang kemudian
membongkar guludan dengan cangkul secara hati-hati. Pembongkaran biasanya dimulai dari tepi guludan
hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya umbi karena terkena cangkul.
Umbi yang telah terlihat bisa langsung dipetik kemudian
dibersihkan dari sisa tanah yang menempel dan dimasukan kedalam karung plastik.
Pemasaran Bengkuang
Solihudin adalah salah seorang petani yang sekaligus
berprofesi sebagai pedagang pengumpul bengkuang. Pada masa panen, ia bisa menampung antara 500
– 600 kg bengkuang perhari, atau sekitar 400 – 500 ikat.
Pada saat tulisan ini dibuat, harga beli bengkuang berkisar
antara Rp.400,- hingga Rp.500,-/ikat. Solihudin menjual bengkuang ke beberapa
tujuan antara lain Kec. Rumbia, Bumi Nabung dan Gaya Baru Lampung Tengah. Dipasaran
ia bisa menjual kepada pengecer dengan harga antara Rp.800,- hingga
Rp.1.000,-/ikat.
Menurut Solihudin, selain dirinya juga terdapat beberapa pedagang
pengumpul lain yang juga menampung bengkuang yang dihasilkan dari desa Taman
Negeri Way Bungur ini untuk dikirim ke Jakarta guna memasok kebutuhan
perusahaan kosmetik.
Kendala yang Dihadapi
Harga bengkuang dipasaran menurut Solihudin sering berubah
tergantung permintaan konsumen. Pada saat datang musim penghujan biasanya
permintaan bengkuang menurun sehingga berdampak pada turunnya harga bengkuang.
Namun demikian, menurut Solihudin, petani tidak perlu risau, karena tanaman
bengkuang bisa dipertahankan hingga beberapa bulan sejak masa panen pertama
hingga harga kembali stabil. (NA001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar