Senin, 25 November 2013

CARA BUDIDAYA BENGKUANG

Lampung Timur - Bengkuang (Pachyrrhizus eosus (L) Mrb) dapat dibudidayakan hampir pada semua jenis tanah.Tanaman yang tergolong dalam famili leguminosaea (kacang-kacangan) ini selain menghasilkan biji (polong), juga menghasilkan umbi yang berada didalam tanah. Umbi ini yang lazim dikonsumsi baik dimakan segar maupun dijadikan camilan berupa rujak dan asinan.

Budidaya tanaman bengkuang sudah dikenal dan dilakukan oleh masyarakat dusun III (Blok Alas Dowo) Desa Taman Negeri Kecamatan Way Bungur Lampung Timur sejak sepuluh tahun silam. Menurut  Solihudin (38 tahun) warga Taman Negeri Way Bungur Lampung Timur, di desanya tanaman bengkuang banyak dibudidayakan warga pada saat musim gadu (setelah masa tanam padi musim penghujan).
Budidaya tanaman bengkuang  diakui oleh beberapa petani tidak memerlukan modal besar dan beberapa tahapan.
Penyiapan Benih Bengkuang
Menurut Lanjar (35 th), lelaki asal Desa Taman Negeri yang kini menetap di Desa Tanjung Kesuma mengungkapkan bahwa benih bengkuang yang lazim ditanam  dihasilkan sendiri oleh masyarakat.
Caranya adalah dengan memilih umbi bengkuang yang berkualitas baik, kemudian mendiamkan pada tempat yang sejuk hingga muncul tunas. Setelah muncul tunas, kemudian ditanam dipekarangan rumah/di lahan hingga tumbuh. Tanaman ini biasanya diberi ajir atau dirambatkan pada pepohonan atau pagar disekitar tempat tinggal. Tanaman ini kemudian akan menghasilkan bunga dan membentuk polong. Polong inilah yang dijadikan sebagai benih bengkuang.
Cara mendapatkan bibit ini diyakini Lanjar dan sebagian besar masyarakat Taman Negeri sebagai cara terbaik mendapatkan benih bengkuang berkualitas.
Penyiapan Lahan & Penanaman Bengkuang
Lahan untuk budidaya bengkunag diolah dengan cara dibajak atau dicangkul agar gembur. Kemudian dibuat bedengan agar tanaman bengkuang terhindar dari air yang berlebihan.  Tinggi bedengan antara 20-25 cm, dengan lebar umumnya dibuat 1 meter dengan jarak antar bedengan 40 hingga 50 cm.
Pemupukan dasar biasanya menggunakan pupuk kandang atau kompos dengan dosis 20 ton per hektar. Penanaman benih bengkuang dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5-7 cm. Dalam satu bedeng buat dua baris lubang dengan jarak dalam baris 25 cm dan jarak antar baris 30 cm. Benih bengkoang ditanam sebanyak 1 biji per lubang lalu timbun dengan tanah. Jika diperlukan lakukan penyiraman dengan air secukupnya. Kebutuhan benih bengkuang kira-kira 25-30 kg per hektar.
Pemeliharaan Pemangkasan
Menurut  Rustini (35 Th) pada saat bengkuang sudah tumbuh, memerlukan penanganan khusus yaitu pemangkasan.  Pemangkasan/pemotongan calon tandan bunga bertujuan untuk mengurangi persaingan dan mempercepat pembentukan umbi. Apabila bunga-bunga tersebut tidak dipangkas, maka perkembangan umbi bengkuang akan terhambat dan menghasilkan umbi yang berukuran kecil-kecil,kasar dan berserat.
Pengendalian hama dan penyakit
Menurut penuturan Lanjar, hama yang kerap menyerang tanaman bengkuang adalah tikus. Hama ini meyerang dengan memakan umbi bengkuang didalam tanah. Serangan hama ini sangat merugikan petani karena umbi yang telah diserang tikus tidak bisa dipanen karena mengalami kerusakan.
 Sedangkan serangan jenis hama lain sejauh ini belum banyak dialami oleh petani. Namun demikian petani tetap harus mewaspadai timbulnya bercak taun, tungau daun merah dan serangan hama kumbang. Untuk menangani hama dan penyakit jenis tersebut, petani bisa melakukan rotasi tanaman dengan jenis tanaman lain dan pengolahan tanah yang sempurna.
Pemanenan budidaya bengkoang
Menurut Solihudin, tanaman bengkoang bisa dipanen mulai umur 3 bulan. Pemanenan lazimnya dimulai dengan membabat batang kemudian membongkar guludan dengan cangkul secara hati-hati.  Pembongkaran biasanya dimulai dari tepi guludan hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya umbi karena terkena cangkul.
Umbi yang telah terlihat bisa langsung dipetik kemudian dibersihkan dari sisa tanah yang menempel dan dimasukan kedalam karung plastik.
Pemasaran Bengkuang
Solihudin adalah salah seorang petani yang sekaligus berprofesi sebagai pedagang pengumpul bengkuang.  Pada masa panen, ia bisa menampung antara 500 – 600 kg bengkuang perhari, atau sekitar 400 – 500 ikat.
Pada saat tulisan ini dibuat, harga beli bengkuang berkisar antara Rp.400,- hingga Rp.500,-/ikat. Solihudin menjual bengkuang ke beberapa tujuan antara lain Kec. Rumbia, Bumi Nabung dan Gaya Baru Lampung Tengah. Dipasaran ia bisa menjual kepada pengecer dengan harga antara Rp.800,- hingga Rp.1.000,-/ikat.
Menurut Solihudin, selain dirinya juga terdapat beberapa pedagang pengumpul lain yang juga menampung bengkuang yang dihasilkan dari desa Taman Negeri Way Bungur ini untuk dikirim ke Jakarta guna memasok kebutuhan perusahaan kosmetik.
Kendala yang Dihadapi
Harga bengkuang dipasaran menurut Solihudin sering berubah tergantung permintaan konsumen. Pada saat datang musim penghujan biasanya permintaan bengkuang menurun sehingga berdampak pada turunnya harga bengkuang. Namun demikian, menurut Solihudin, petani tidak perlu risau, karena tanaman bengkuang bisa dipertahankan hingga beberapa bulan sejak masa panen pertama hingga harga kembali stabil. (NA001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar