
Tampak dari luar, rumah makan tersebut terlihat cukup sederhana, namun pengunjung rumah makan ini tak pernah sepi. Konsumen terlihat keluar masuk silih berganti. Ada yang datang sendiri, berdua bahkan rombongan. Konsumen yang datang juga tampak berasal dari beragam kalangan.
Dalam istilah kuliner ada istilah “emang lidah tidak bisa dibohongi”. Ungkapan itu memang pas untuk menggambarkan Rawon Rosobo. Siapa sangka menu ketika disajikan sepintas biasa itu, ternyata memang mampu menggugah selera makan saya. Satu porsi rawon, yang terdiri dari nasi, kuah, tauge kecil, daging sapi dan sambal, yang disajikan dalam kondisi panas menyajikan kelezatan tersendiri ketika disantap.
Cuaca saat itu habis hujan, namun keringat tak terasa hingga menetes. Paduan rasa pedas sambal, hangat dan rempah rempah mejadi sensasi tersendiri. Sembari menyeruput teh hangat, yang biasa menjadi pasangan menu ini, tak terasa dalam sekejap piring saya tunggal menyisakan satu suapan terakhir. hmmm…
Sumber : Majalah Lensa MGI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar